Washington, 29 Syawwal 1437/3
Agustus 2016 (MINA) – Baru-baru ini Amerika Serikat (AS) diramaikan dengan
pemberitaan mengenai pidato seorang ayah tentara Muslim yang gugur di medan
perang pada 2010.
Khizr Khan adalah ayah dari Kapten
Humayun Khan yang meninggal saat menyelamatkan anak buahnya yang dekat dengan
mobil berisi bom di Irak. Humayun dianugerahi beberapa penghargaan atas jasanya
tersebut.
Humayun bukanlah satu-satunya
tentara Muslim di AS. Berdasarkan data, lebih dari 15.000 orang Amerika
keturunan Arab menjadi tentara selama Perang Dunia Kedua dan ratusan lainnya
bertugas di posisi diplomatik atau sebagai penerjemah.
Sebuah laporan pada 2011 menunjukkan
6.024 Muslim telah bergabung di militer AS sejak peristiwa 9/11, angka itu
terus bertambah hingga hari ini, demikian Dailymail melaporkannya.
Salah satu tentara Muslim yang
berpangkat tertinggi adalah Marinir Kolonel Douglas Burpee yang menghabiskan
lebih dari 20 tahun hidupnya di militer.
Berikut beberapa profil nama para
tentara yang dihimpun media:
1.Kapten Mohsin Naqvi
kapten Mohsin meninggal di
Afghanistan pada 17 September 2008, tiga bulan setelah menikahi istrinya,
Raazia.
Jenazahnya diberi penghormatan
terakhir di Pusat Islam Al-Fatemah di Colonie, New York, dengan cara militer
dan para Muslim melakukan shalat jenazah.
Setelah itu sang Kapten dimakamkan
dengan penghormatan militer di Pemakaman Evergreen untuk militer.
2. Mayor James Michael Ahearn
Mayor James adalah seorang mualaf
yang menikah dengan seorang wanita Irak. Pasangan ini dianugerahi seorang bayi
perempuan.
Dia belajar bahasa Arab dan memiliki
rasa hormat yang mendalam dan pemahaman tentang budaya dan adat istiadat Irak.
Mayor James meninggal pada 5 Juli
2007 akibat cedera yang disebabkan bahan peledak saat berpatroli di Baghdad,
Irak.
Pria yang berusia 43 tahun ini
adalah seorang perwira urusan sipil ditugaskan untuk Batalion Urusan Sipil
ke-96, Brigade Urusan Sipil ke-95 (Airbone) di Fort Bragg, North Carolina.
Berasal dari Concord, California, ia
menjabat 18 tahun di militer termasuk tugas selama Perang Teluk di mana ia
ditugaskan untuk kru tank.
Dia meninggal mendekati akhir tugas
ketiga tugas dalam Perang Irak, dimakamkan dengan cara Islam di Pemakaman
Nasional Arlington.
3. Staf Sersan Ayman Taha
Staf Angkatan Darat Sersan Ayman A.
Taha hampir menyelesaikan gelar PhD di bidang ekonomi tetapi memutuskan untuk
mendaftar menjadi Pasukan Khusus.
Pria berusia 31 tahun ini dikenal
baik di kalangannya dan besar kecintaannya untuk mengabdi di militer.
Dia pernah ditugaskan di Batalion 3,
Grup Pasukan Khusus 5, Fort Campbell, Kentucky.
Sersan Taha meninggal pada 30
Desember 2005 saat hendak mempersiapkan isi ulang amunisi di Irak.
Dia berasal dari Sudan, namun
dibesarkan di Virginia dan lulus dari Universitas California di Berkeley
sebelum mendapatkan gelar master di bidang ekonomi.
Taha secara anumerta dianugerahi
Medali Bintang Perunggu, Purple Heart, Medali Meritorious Service, Medali
Kampanye Irak, Medali Tentara Berperilaku Baik, dan lencana Infantryman Combat.
4. Kopral Kareem Khan
Kopral Kareem Rashad Sultan Khan
tengah berusia 20 tahun, mantan Menteri Luar Negeri Colin Powell menyebutnya
sebagai contoh bagaimana umat Islam dapat menjadi pahlawan Amerika.
Colin mengatakan Kopral Khan
‘berusia 14 tahun pada saat peristiwa 9/11, dan ia menunggu sampai ia cukup
usia untuk melayani negaranya, dan ia memberikan hidupnya’.
Kopral itu meninggal pada 6 Agustus
2007 di Baqouba, Irak, bersama dengan empat orang lainnya ketika rumah yang
mereka sedang cek diserang oleh sebuah ledakan.
Pria yang lahir di Neptune, New
Jersey itu kerap mengirimkan gambar tengah bermain bola bersama anak-anak Irak
kepada keluarganya.
5. Sersan Damon Waters-Bey
Sersan Angkatan Laut Kendall Damon
Waters-Bey adalah seorang mualaf dari Baltimore, Maryland yang bertugas di
Perang Teluk.
Pria berusia 29 tahun itu meninggal
dalam kecelakaan helikopter pada 20 Maret 2003 di dekat Umm Qasr, port Irak
dekat perbatasan Kuwait, yang juga merenggut nyawa tiga Marinir lainnya dan
delapan Marinir Kerajaan Inggris.
Sersan Damon dimakamkan di Pusat
pelayanan antaragama di Baltimore yang dihadiri oleh mantan Gubernur Maryland
Robert Ehrlich dan mantan Walikota Baltimore Martin O’Malley.(T/R04/R05)
SUMBER: Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
No comments:
Post a Comment