EPISTEMOLOGI
MENURUT PANDANGAN AL-QUR’AN
Kata epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata ‘episteme’, yang
bermakna ‘ilmu’. Epistemologi ini dikenal sebagai cabang filsafat yang mengkaji
segala sesuatu yang terkait dengan pengetahuan.
Epistemologi atau teori pengetahuan menurut Istilah ulama arab disebut dengan
nazhariahnal-ma’rifah amat penting,mengapa? pada zaman sekarang banyak
fakultas,ismea,ideologi,isme sangatlah penting,karena setiap manusia
berkeinginan untuk memiliki suatu pemikiran yang akan di jadikan acuan dalam
aktifitas hidupnya,dan masing-masing akan terus membela dan mempertahankan
pandangan yang di anut tersebut
Dalam aktifitas kehidupan manusia senantiasa mengerakan langkah hidupnya takan
terlepas dari apa yang iya pikirkan,atau sejauh mana arah tindakan manusia
merupakan pengejawantahan dari bagaimana ia memandang dunia ini(pandangan
dunia),berbagai aliran dan individu memiliki pandangan dunia yang saling
berbeda,satu aliran meyakini alam ini adalah demikian dan yang lain menyakin
alam ini demikian ,berangkat dari pandangan dunia dari setiap aliran ini akan
menghasilkan sebuah ideologi dan didalam ideologi itu terdapat sederet larangan
dan perintah untuk mengajak manusia pada sebuah tujuan dan menunjukan jalan
yang dapat mengantarkan sampai tujuan tersebutPandangan dunia tak ubahnya
seperti bangunan yang paling bawah(landasan) dan ideologi adalah bangunan atas
yang didirikan berdasarkan pada berbagai ketentuan dan pandangan dunianya
Kita dapat simpulkan bahwa ideologi dari berbagai macam aliran pada zaman
skarang ini adalah hasil dari pandangan dunia.atau sandaran dan dasar dari
sebuah ideologi adalah pada pandangan dunianya,pandangan dunia ialah hasil dari
sebuah kajian dan penafsiran yang ada pada seseorang berkenan dengan alam
semesta.manusia, masyarakat dan sejarah.kemudian muncul sebuah pertanyaan;
mengapa pandangan dunia itu berbeda-beda?mengapa ada yang pandangan dunianya
materialis dan yang lain memiliki pandangan dunia Ilahi.?mengapa sebagian
mengeluarkan sederet argumen dan argumen itu akan mengasilkan suatu bentuk
pandangan dunia dan sebagian mengeluarkan sederet argumen dan argumen itu akan
mengasilkan suatu bentuk pandangan dunia yang berbeda?
Jawabannya adalah karena sebagian memandang alam ini demikian dan sebagian
memandang alam ini adalah demikian,yang satu pengetahuaan tentang alam ini
adalah demikian dan yang satu pengetahuan tentang alam ini adalah demikian dan
tidak mungkin kedua pengetahuan ini benar,dan itu juga benar,hanyalah salah
satu yang benar,dari sinilah letak pembahasan berkenaan dengan masalah
epistemologi yang benar dan epistemologi yang salah dengan demikian
pertama-tama marilah kita mengkaji masalh epistemologi.
Dapat disimpulkan bahwa setiap ideologi berlandaskan pada suatu pandangan dunia
dan pandangan dunia berpijak pada epistemologi,dari sinilah letak betapa
pentingnya epistemologi,sebagai misal seseorang yang memiliki ideologi
materialis tentu ideologi itu bersandar pada pandangan dunia materialis juga
dan pandangan dunia itu juga bersandar pada suatu pandangan khusus terhadap
suatu epistemologi.
Di sinilah mulai tampak bahwa betapa penting kajian epistemologi itu. sebelum
membahas masalah ideologi, seseorang mesti membahas masalah epistemologi.
Karena kajian epistemologi melahirkan pandangan alam (ontologi), dan pandangan
alam akan melahirkan ideologi tersebut,dalam menjalani aktifitas
kehidupan,lantas timbul sederet pertanyaan : mungkinkah manusia memiliki
pengetahuan,?mungkinkah kita dapat mengetahui dan memahami hakikat alam ini?
Dan mungkinkah kita mengetahui dan memahami hakikat dari manusia ?. pyrho dari
kaum sophisme mengutarakan argumennya ; bila manusia mengetahui sesuatu apa
alat dan instrumen yang di gunakan?kita tidak memiliki alat lebih dari dua,inda
dan rasio,sekarang saya bertanya,pasti semua menjawab kesalahan yang terjadi
pada indera tidak terhitung jumlahnya,bahkan ada yang menyatakn mampu
membuktikan seartus kesalahan indra yang telah dilakukan alat penglihatan,ia
melanjutkan sesuatu yang ada kemungkinan salah tidak dapat menjadi sebagai
pagangan dan sandaran.ketika saya melihat sesuatu dan ternyata penglihatan saya
itu salah,maka saya tidak dapat mempercayaai penglihatan saya ketika
penglihatan itu meilhat sesuatu yang lain.lalu bagaimana dengan rasio? Ia
mengatakan “ rasio justru banyak melakuakn kesalahan melebihi indra,pada
berbagai argumen yang rasional,ilmuan dan dan para filosof seringkali melakukan
kesalahan. Dengan demikian maka indra dapat melakukan kesalahan dan rasiopun
juga dapat melakukan kesalahan sementar kita tidak memiliki sesuatu yang lain
selain dua hal ini.oleh karena itu apapun yang berhubungan dengan rasio dan
indra ataupun keduanya maka dapat menjadi salah dengan demikian maka kita tidak
dapat mempercayainya dan menjadikan keduanya itu sebagai pegangan.
Jika demikian maka masalah yang pertama epitemolgi adalah masalah probalitas
pengetahuan yaitu mungkinkah manusia berkemampuan untuk mengetahui dan
memahami?
Jika pyrho mengatakan bahwa indra dapat melakukan kekeliruan dengan dalil bahwa
penglihatan terkadang keliru lantas apakah pada saat pyrho mengatakan bahwa
indra melakukan kekeliruan bukankah itu sebuah kepastian dan keyakinan yang
tidak mungkin keliru.lalu bagaimana pyrho mengatakan bahwa manusia tidak mampu
untuk memperoleh pengetahuan?ini adalah sebuah pengetahuan.dan pada saat pyrho
mengatakan bahwa rasio telah melakukam suatu kekeliruan bukankah itu pun sebuah
kepastian bahwa pyrho mengetahui rasio telah melakukan kekeliruan.sampailah
pyrho pada hakikat,bahwa manusia dapat mengetahui.oleh karena itu temuan
mengenai kekeliruan indra dan rasio adalah kenyataan dengan demikian maka kita
mesti melakukan pembagian atas kasus permasalahan ini dan mesti mencari dan
menemukan neracaya.
Dalam pandangan islam Al-Qur’an secara tegas mengajak manusia pada
pengetahuan,dalam Al-Qur’an terdapat berbagai perintah dan anjuran untuk
memperhatikan,melihat dan merenungkan.dalam AL’Qur’an terdapat beragai ungkapan
semacam ini
Katakanlah : “perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.”(QS.Yunus: 101)
Al-Qur’an mengajak manusia untuk melihat,berpikir dan meperhatikan apa yang ada
di bumi dan dimlangit,Al-Qur’an hendak menegaskan kepada manusia untuk
mengetahui dan memahami apa yang ada di langit dan di bumi dengan demikian maka
AL-Qur’an mengajak manusia untuk berpengetahuan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
7 KERANCUAN DALAM BERPIKIR
Menurut Jalaluddin Rakhmat (200 5 ) ada 7 kerancuan dalam berpikir : Fallacy of dramatic instance (kecenderungan untuk melak...
-
MAKNA JAM’UL QUR’AN Jam’ul Qur’an (Pengumpulan Al–Qur’an) oleh para ulama diartikan menjadi dua makna: 1. Pengumpulan dalam arti Hi...
-
ILMU MUNASABAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini, ilmu-ilmu mengenai kitab suci umat islam, al-Qur’an al-Kari...
-
Menurut Jalaluddin Rakhmat (200 5 ) ada 7 kerancuan dalam berpikir : Fallacy of dramatic instance (kecenderungan untuk melak...
No comments:
Post a Comment