Tuesday, 11 April 2017

Epistemologi Murtadha Muthahhari

EPISTEMOLOGI MENURUT PANDANGAN AL-QUR’AN

Kata epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata ‘episteme’, yang bermakna ‘ilmu’. Epistemologi ini dikenal sebagai cabang filsafat yang mengkaji segala sesuatu yang terkait dengan pengetahuan.
Epistemologi atau teori pengetahuan menurut Istilah ulama arab disebut dengan nazhariahnal-ma’rifah amat penting,mengapa? pada zaman sekarang banyak fakultas,ismea,ideologi,isme sangatlah penting,karena setiap manusia berkeinginan untuk memiliki suatu pemikiran yang akan di jadikan acuan dalam aktifitas hidupnya,dan masing-masing akan terus membela dan mempertahankan pandangan yang di anut tersebut
Dalam aktifitas kehidupan manusia senantiasa mengerakan langkah hidupnya takan terlepas dari apa yang iya pikirkan,atau sejauh mana arah tindakan manusia merupakan pengejawantahan dari bagaimana ia memandang dunia ini(pandangan dunia),berbagai aliran dan individu memiliki pandangan dunia yang saling berbeda,satu aliran meyakini alam ini adalah demikian dan yang lain menyakin alam ini demikian ,berangkat dari pandangan dunia dari setiap aliran ini akan menghasilkan sebuah ideologi dan didalam ideologi itu terdapat sederet larangan dan perintah untuk mengajak manusia pada sebuah tujuan dan menunjukan jalan yang dapat mengantarkan sampai tujuan tersebutPandangan dunia tak ubahnya seperti bangunan yang paling bawah(landasan) dan ideologi adalah bangunan atas yang didirikan berdasarkan pada berbagai ketentuan dan pandangan dunianya
Kita dapat simpulkan bahwa ideologi dari berbagai macam aliran pada zaman skarang ini adalah hasil dari pandangan dunia.atau sandaran dan dasar dari sebuah ideologi adalah pada pandangan dunianya,pandangan dunia ialah hasil dari sebuah kajian dan penafsiran yang ada pada seseorang berkenan dengan alam semesta.manusia, masyarakat dan sejarah.kemudian muncul sebuah pertanyaan; mengapa pandangan dunia itu berbeda-beda?mengapa ada yang pandangan dunianya materialis dan yang lain memiliki pandangan dunia Ilahi.?mengapa sebagian mengeluarkan sederet argumen dan argumen itu akan mengasilkan suatu bentuk pandangan dunia dan sebagian mengeluarkan sederet argumen dan argumen itu akan mengasilkan suatu bentuk pandangan dunia yang berbeda?
Jawabannya adalah karena sebagian memandang alam ini demikian dan sebagian memandang alam ini adalah demikian,yang satu pengetahuaan tentang alam ini adalah demikian dan yang satu pengetahuan tentang alam ini adalah demikian dan tidak mungkin kedua pengetahuan ini benar,dan itu juga benar,hanyalah salah satu yang benar,dari sinilah letak pembahasan berkenaan dengan masalah epistemologi yang benar dan epistemologi yang salah dengan demikian pertama-tama marilah kita mengkaji masalh epistemologi.
Dapat disimpulkan bahwa setiap ideologi berlandaskan pada suatu pandangan dunia dan pandangan dunia berpijak pada epistemologi,dari sinilah letak betapa pentingnya epistemologi,sebagai misal seseorang yang memiliki ideologi materialis tentu ideologi itu bersandar pada pandangan dunia materialis juga dan pandangan dunia itu juga bersandar pada suatu pandangan khusus terhadap suatu epistemologi.
Di sinilah mulai tampak bahwa betapa penting kajian epistemologi itu. sebelum membahas masalah ideologi, seseorang mesti membahas masalah epistemologi. Karena kajian epistemologi melahirkan pandangan alam (ontologi), dan pandangan alam akan melahirkan ideologi tersebut,dalam menjalani aktifitas kehidupan,lantas timbul sederet pertanyaan : mungkinkah manusia memiliki pengetahuan,?mungkinkah kita dapat mengetahui dan memahami hakikat alam ini? Dan mungkinkah kita mengetahui dan memahami hakikat dari manusia ?. pyrho dari kaum sophisme mengutarakan argumennya ; bila manusia mengetahui sesuatu apa alat dan instrumen yang di gunakan?kita tidak memiliki alat lebih dari dua,inda dan rasio,sekarang saya bertanya,pasti semua menjawab kesalahan yang terjadi pada indera tidak terhitung jumlahnya,bahkan ada yang menyatakn mampu membuktikan seartus kesalahan indra yang telah dilakukan alat penglihatan,ia melanjutkan sesuatu yang ada kemungkinan salah tidak dapat menjadi sebagai pagangan dan sandaran.ketika saya melihat sesuatu dan ternyata penglihatan saya itu salah,maka saya tidak dapat mempercayaai penglihatan saya ketika penglihatan itu meilhat sesuatu yang lain.lalu bagaimana dengan rasio? Ia mengatakan “ rasio justru banyak melakuakn kesalahan melebihi indra,pada berbagai argumen yang rasional,ilmuan dan dan para filosof seringkali melakukan kesalahan. Dengan demikian maka indra dapat melakukan kesalahan dan rasiopun juga dapat melakukan kesalahan sementar kita tidak memiliki sesuatu yang lain selain dua hal ini.oleh karena itu apapun yang berhubungan dengan rasio dan indra ataupun keduanya maka dapat menjadi salah dengan demikian maka kita tidak dapat mempercayainya dan menjadikan keduanya itu sebagai pegangan.
Jika demikian maka masalah yang pertama epitemolgi adalah masalah probalitas pengetahuan yaitu mungkinkah manusia berkemampuan untuk mengetahui dan memahami?
Jika pyrho mengatakan bahwa indra dapat melakukan kekeliruan dengan dalil bahwa penglihatan terkadang keliru lantas apakah pada saat pyrho mengatakan bahwa indra melakukan kekeliruan bukankah itu sebuah kepastian dan keyakinan yang tidak mungkin keliru.lalu bagaimana pyrho mengatakan bahwa manusia tidak mampu untuk memperoleh pengetahuan?ini adalah sebuah pengetahuan.dan pada saat pyrho mengatakan bahwa rasio telah melakukam suatu kekeliruan bukankah itu pun sebuah kepastian bahwa pyrho mengetahui rasio telah melakukan kekeliruan.sampailah pyrho pada hakikat,bahwa manusia dapat mengetahui.oleh karena itu temuan mengenai kekeliruan indra dan rasio adalah kenyataan dengan demikian maka kita mesti melakukan pembagian atas kasus permasalahan ini dan mesti mencari dan menemukan neracaya.
Dalam pandangan islam Al-Qur’an secara tegas mengajak manusia pada pengetahuan,dalam Al-Qur’an terdapat berbagai perintah dan anjuran untuk memperhatikan,melihat dan merenungkan.dalam AL’Qur’an terdapat beragai ungkapan semacam ini
Katakanlah : “perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.”(QS.Yunus: 101)
Al-Qur’an mengajak manusia untuk melihat,berpikir dan meperhatikan apa yang ada di bumi dan dimlangit,Al-Qur’an hendak menegaskan kepada manusia untuk mengetahui dan memahami apa yang ada di langit dan di bumi dengan demikian maka AL-Qur’an mengajak manusia untuk berpengetahuan.

No comments:

Post a Comment

7 KERANCUAN DALAM BERPIKIR

Menurut Jalaluddin Rakhmat (200 5 ) ada 7 kerancuan dalam berpikir : Fallacy of dramatic instance (kecenderungan untuk melak...