REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Sebanyak 181 warga Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi memutuskan memeluk
agama Islam. Mereka telah mengucapkan dua kalimat syahadat hari ini di Balai
Adat Tanah Pilih Pusako Betuah Kota Baru Jambi. Sementara, 223 orang lainnya
segera menyusul.
Keputusan untuk memeluk agama Islam berasal dari keinginan mereka sendiri. Kemudian keinginan tersebut disampaikan kepada sebuah yayasan yang bergerak di bidang kemasyarakatan, sosial, dan lingkungan hidup, yakni Yayasan Agrapana Bhumi Indonesia.
Keputusan untuk memeluk agama Islam berasal dari keinginan mereka sendiri. Kemudian keinginan tersebut disampaikan kepada sebuah yayasan yang bergerak di bidang kemasyarakatan, sosial, dan lingkungan hidup, yakni Yayasan Agrapana Bhumi Indonesia.
Yayasan
tersebut memang melakukan pengamatan dan pembinaan di wilayah SAD. Mereka
mendapati permintaan dari warga SAD untuk memeluk Islam. Oleh yayasan kemudian
dibicarakan ke lembaga adat Kota Jambi dan disampaikan ke Wali Kota Jambi
Syarif Fasha selaku pemangku adat Kota Jambi.
"(Beliau)
Langsung merespons. Hanya hitungan sepekan Pak Syarif menyiapkan fasilitas dan
segala kebutuhan untuk melakukan kegiatan pengucapan syahadat," ujarnya
kepada Republika.co.id, Senin (30/1).
Abu Bakar menyebut, segala dana yang dikeluarkan dari proses masuk Islam tersebut sama sekali tidak menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Jambi. Melainkan murni biaya pribadi dari Syarif dan beberapa koleganya.
Awalnya, ada 404 orang SAD yang berniat memeluk Islam. Namun, hari ini baru 181 orang yang melakukannya. Hal tersebut lantaran 223 orang lainnya terkendala masalah cuaca sehingga tidak bisa keluar dari tempat tinggalnya.
Abu Bakar menyebut, segala dana yang dikeluarkan dari proses masuk Islam tersebut sama sekali tidak menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Jambi. Melainkan murni biaya pribadi dari Syarif dan beberapa koleganya.
Awalnya, ada 404 orang SAD yang berniat memeluk Islam. Namun, hari ini baru 181 orang yang melakukannya. Hal tersebut lantaran 223 orang lainnya terkendala masalah cuaca sehingga tidak bisa keluar dari tempat tinggalnya.
Mereka yang
hendak memeluk Islam berasal dari tiga desa, yakni Koto Boyo, Muarokilis, dan
Padang Kelapo. Warga SAD yang tidak bisa keluar dari tempat tinggalnya karena
faktor cuaca berasal dari Desa Koto Boyo. "Karena tinggal di pedalaman,
kami menjemput mereka. Total ada 17 kendaraan yang terdiri dari 10 truk besar
dan tujuh mini bus," ujar Abu Bakar.
No comments:
Post a Comment