Tuesday, 28 March 2017

DESAIN DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN KUALITATIF



DESAIN DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN KUALITATIF

A. PENDAHULUAN
Tujuan penelitian secara umum dalam pendidikan adalah untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah-masalah pendidikan. Penelitian adalah kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara ilmiah. Dalam merealisasikan tujuan ini sudah menjadi keharusan dalam proses penelitian dilakukan dengan baik dan benar. Oleh karena itu, seorang peneliti harus benar-benar memahami dengan baik dan benar tentang prosedur dalam penelitian kualitatif, sehingga bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam makalah ini akan dibahas prosedur awal dalam melakukan proses penelitian yaitu tentang desain dan langkah-langkah dalam penelitian.

B.     DESAIN PENELITIAN KUALITATIF
Desain penelitian kualitatif memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian lainnya. Adapun desain dari penelitian kualitatif adalah :
Obyek
1.      Lingkungan alamiah merupakan sumber data langsung. Atau dengan kata lain peristiwa merupakan kajian utama peneliti kualitatif. Dalam hal ini peneliti berusaha untuk memahami dan mempelajari perilaku insani dalam konteks lingkungan yang diteliti. 
2.      Pembatasan penelitian berdasarkan fokus. Dalam pemikiran fokus meliputi perumusan latar belakang studi dan permasalahan. Fokus juga berarti penentuan keluasan (scope) permasalahan dan batas penelitian.
3.      Penelitiaan bersifat menyeluruh (holistik) dan mendalam. Penelitian kualititatif memandang bahwa keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih penting dari pada satu-satu bagian. Berbagai variabel tidak dapat dipelajari secara terpisah dari keterkaitan dalam kesatuan konteksnya. Karena itu setiap variabel memiliki makna.
4.      Perencanaan dalam penelitian kualitatif bersifat lentur dan terbuka. Perencanaan disesuaikan dengan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan studi. Perencanaan tidak dilakukan secara apriori dan bersifat definitif karena peneliti memilik pandangan bahwa ia tidak mengetahui secara pasti apa yang belum dilakukannya. Namun dalam hal ini, peneliti dapat saja menyusun perencanaan pemandu sebelum perencanaan sebenarnya dengan tetap menyediakan keterbukaan akan peruabahan dan penyesuaian selama diadakannya penelitian.
5.      Manusia merupakan alat (instrument) utama pengumpul data. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan.
6.      Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan karena : (1) lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang berdimensi ganda, (2) lebih mudah menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan subyek penelitian, (3) memiliki kepekaan dan dsaya penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang timbul dari pola-pola nilai yang dihadapi
7.      Analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Sehingga temuan penelitian di lapangan yang kemudian dibentuk dalam bangunan teori,
8.      Penelitian bersifat dekriptif analitik. Data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memilik arti lebih kaya dasri sekedar angka atau frekuensi. Peneliti melakukan analisis data dengan memberi pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.
9.      Teknik sampling bersifat purposive. Sampel di sini tidak mewakili populasi dengan dikaitkan pada generalisasi tetapi lebih mewakili informasi yang untuk memperoleh kedalaman studi dalam konteksnya. Peneliti memilih informasi yang dipandang paling mengetahui masalah yang akan dikaji. Pilihan peneliti dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan data yang dikumpulkan.
10.  Tekanan penelitian berada pada proses. Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses dari pada hasil. Proses yang terjadi tanpa control dan inteaksi peneliti, tetapi bersifat alamiah (berlangsung apa adanya).laporan naratif tersebut diupayakan sama dengan apa yang terjadi.
11.  Makna sebagai perhatian utama peneliti. Penelitian kualitatif mengarahkan pusat perhatiaanya pada cara bagaimana orang memberi makna pada kehidupan. Peneliti berusaha mencara makna melalui pertanyaan.  Lebih lanjut, pemaparan hasil penelitian berdasarkan data dan informasi lapangan dengan menarik makna dan konsep.
12.  hasil penelitan merupakan kesepakan bersama. Pemaparan sebagai hasil interpretasi dalam penelitian kualitatif yang dikehandaki merupakan kesepakatan yang perundingkan dengan subjek-subjek yang dijadikan sumber data[1].

C.    LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN KUALITATIF
Menurut Sudarwan Danim[2] mengemukakan bahwa, langkah-langkah penelitian kualitatif bersifat khas, prinsipnya tetap mengikuti langkah-langkah tertentu, seperti:
1.      Memilih masalah
2.      Mengumpulkan bahan yang relevan
3.      Menentukan strategi dan mengembangkan instrument
4.      Mengumpulkan data
5.      Menafsirkan data
6.      Melaporkan hasil penelitian.


1. Memilih Masalah
Untuk mengawali penelitian, hal utama yang harus dilakukan adalah memilih permasalahan dilapangan, akan tetapi kebanyakan para mahasiswa dalam melakukan penelitian terlebih dahulu menentukan judul sehingga diantara mereka dengan judul itu tidak mengetahui permasalahan yang dihadapinya. Sebenarnya permasalahan dapat diketahui jika terdapat perbedaan antara teori dan praktik atau antara das sain dan solen. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih masalah, diantaranya dengan menjawab beberapa pertanyaan:
  1. Apakah permasalahan itu merupakan sesuatu yang baru, relative belum banyak diteliti oleh orang lain?
  2. Apakah permasalahan itu mengundang rasa ingin tahu (curiosity) diri calon, maupun pihak luar yang bakal membaca atau memanfaatkan hasil penelitian itu?
  3. apakah masalah yang dipilih berbeda dalam ruang lingkup ilmu yang dipelajarinya?
  4. apakah kemampuan dan latar belakang pendidikan calon mendukung tujuan-tujuan itu?
  5. apakah alat materi, kondisi fisik psikologis dan metode yang dipakai memungkinkan terlaksanakannya penelitian itu?
  6. apakah penelitian mempunyai waktu yang cukup?
  7. apakah tersedia dana penunjang bagi terlaksanakannya penelitian itu?[3]
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah merumuskan masalah. Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Dalam perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih fenomena.

2. Mengumpulkan bahan yang relevan
Dalam mencari dan pengumpulan bahan ini mengambil bahan-bahan yang berkaitan dengan permasalah penelitian sebagai acuhan dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Mengadakan survey terhadap data yang telah ada, peneliti bertugas menggali teori-teori yang telah berkembang social dan pendidikan ilmu yang relevan, mencari metode-metode serta mencari tehnik-tehnik penelitian, memperoleh orientasi yang lebih luas dalam permasalahan yang dipilih, serta menghindari terjadinya dublikasi yang tidak dingginkan, termasuk kemungkinan tudingan plagiatisme.[4] Pengumpulan data yang relevan dapat mengambil sumber pustaka yang umum misalnya, buku, jurnal, laporan periodic, bulletin majalah, laporan penelitian dll.    

3. Menentukan strategi dan mengembangkan instrument
Secara umum, instrumen penelitian dapat dikatakan baik jika memenuhi :
1.      Bentuk insturmen relevan dengan  jenis data yang dikumpulkan dan peneliti sebagai instrument utama harus menguasai permasalahan
2.      Setiap instrumen harus mamapu menjaring data penelitian dan dapat berkembang dalam proses
3.      Duplikasi antara setiap butir instrument dimungkinkan untuk pendalaman atau divergenitas berpikir
4.      Tata instrument bersifat sederhana dan mudah dimengerti oleh subjek dan peneliti harus paham fokusnya
5.      Antara butir instrument yang satu dengna yang lain harus saling mengisi untuk menjaring data sebanyak mungkin
6.      Jumlah butir instrument kualitatif tidak dapat dipastikan
Kemudian langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk memenuhi kreteria di atas adalah :
1.      Rumuskan pertanyaan penelitian secara divergen, probing, inspiratif, dan atau alternatif
2.      Tentukan “variabel pokok” yang memuat dalam pertanyaan penelitian itu dengan segala ikutannya
3.      Tentukan “subvariabel” termuat dalam focus penelitian
4.      Jabarkan “subvariabel”  itu dalam butiran-butiran data yang akan dikumpulkan seluas dan sedalam mungkin
5.      Tentukan sumber data untuk setiap butiran-butiran yang dimaksud, baik berupa individu atau kondisi lapangan.
Kemudian jenis-jenis instrument yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah :
1.      Angket terbuka
2.      Wawancara pendalaman
3.      Observasi partisipan
4.      Format-format untuk data lapangan

4. Mengumpulkan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah:
a. Observasi (Pengamatan)
Yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung tanpa pertolongan alat standar lain dengan mengunakan pengamatan mata. Observasi (Pengamatan) merupakan cara yang sangat baik untuk meneliti tingkah laku manusia. Dalam melakukan pengamatan sebaiknya peneliti sudah memahami terlebih dahulu pengertian-pengertian umum dari objek penelitiannya. Observasi yang lazim digunakan penelitian kualitatif adalah observasi partisipasif, yaitu tehnik pengumpulan data dengan focus perhatian pada kemampuan dalam membuat makna atas suatu kejadian atau fenomena pada situasi yang tampak[5]. Dengan demikian peneliti harus mampu melakukan perenungan dan pemaknaan atas data yang didapat.  
b. Interview (Wawancara)
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi, sehingga dalam wawancara ini ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil wawancara beberapa factor tersebut, seperti: pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara. Pada penelitian kualitatif ada dua jenis wawancara, yaiti pertama, wawancara tertutup, yaiti pertanyaan-pertanyaan dalam difokuskan pada topic-topik khusus atau umum. Kedua, wawancara yang terbuka, pada wawancara ini peneliti memberikan kebebasan diri dan mendorongnya untuk berbicara secara luas dan mendalam[6]. 
c. Dokumentasi
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya[7]. Artinya dokumentasi merupkan teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non-manusia. Sumber-sumber informasi non-manusia ini seringkali diabaikan dalam penelitian kualitatif, padahal sumber ini kebanyakan sudah tersedia dan siap pakai. Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian.
5. Analisis data
Dalam analisis data, terdapat dua tahap yaitu tahap analisis data dilapangan dan tahap analisis data pasca pendataan di lapangan. Yang pertama dimaksudkan agar peneliti dapat menyempurnakan pemahaman terhadap data tersebut untuk kemudian menyajikannya kepada orang lain dengan lebih jelas tentang apa yang telah ditemukan atau didapatkan dari lapangan. Proses analisis ini meniscayakan pergulatan peneliti dengan data, menyintesiskan menemukan pola-pola, mencari pokok-pokok persoalan yang penting untuk kemudian disajikan kepada orang lain[8].
Tahap selanjutnya adalah menganalisis data dan menginterpretasikan data tersebut. Interpretasi data merupakan proses pemahaman makna dari serangkaian data yang telah tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang tersurat, namun lebih pada memahami atau menafsirkan mengenai apa yang tersirat di dalam data yang telah disajikan. Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat-padat dan mudah difahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan, perumusan masalah yang telah ada.       

6. Melaporkan hasil penelitian.
Tahap akhir dari penelitian adalah melaporkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta mempublikasikan hasil temuannya untuk menambah pengetahuan pembaca atau diaplikasikan oleh pengguna hasil penelitian.             

D.    PENUTUP
Desain dan langkah-langkah di atas  adalah hanya salah satu bagian dari prosedur-prosedur lain yang harus ditempuh dalam penelitian kualitatif . setiap bagian dalam prosedur yang ada satu sama lain saling terkait. Ia merupakan satu kesatuan yang utuh. Desain dan langkah-langkah penelitian ini memberikan arah awal dalam proses penelitian kualitatif. Ia sangat menentukan proses dan keberhasilan penelitian yang dilakukan. Mudah-mudahan makalah singkat ini dapat memberikan gambaran bagaimana awal dalam melakukan penelitian kualitatif yang baik.



[1] S. Margono, Mteode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hal. 37-42.
[2] Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung, Pustaka Setia, 2002), hlm.85
[3] Ibid, hlm.86

[4] M.Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta, Galia, 1985), dalam, Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, hlm.105-106

[5] Ibid, hlm.122

[6] Ibid, hlm.132

[7] Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, Reneka Cipta, 2006), hlm.231

[8] Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, hlm.209-210

1 comment:

  1. Hello ka untuk langkah”nya saja itu yg di dafpust yg mana ya ka

    ReplyDelete

7 KERANCUAN DALAM BERPIKIR

Menurut Jalaluddin Rakhmat (200 5 ) ada 7 kerancuan dalam berpikir : Fallacy of dramatic instance (kecenderungan untuk melak...